Sudah langka, harga bata merah juga naik. Dari sebelumnya Rp 600 ribu untuk 1.000 biji, harga online atau harga rolling door dan harga triplekatau harga wallpaper dan harga cat besiatau harga kayu dan harga batu bataatau harga engsel pintu dan harga pasiratau harga genteng dan harga air cooleratau daftar harga menjadi Rp 800 ribu untuk jumlah yang sama. Hal tersebut pun sangat memengaruhi proses pembangunan rumah korban gempa.
Jika kondisi itu terus menerus terjadi, dana stimulan bagi korban gempa tidak bisa maksimal untuk membangun. ”Harusnya rumah warga yang lebih bagus lagi menjadi berkurang,” kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD NTB Agung Pramuja, kemarin.
Hukum ekonomi kini memang sedang bermain. Kenaikan harga batu bata itu disebabkan lantaran permintaan yang tinggi. Sementara di sisi lain, produksi bata merah juga terbatas. Apalagi saat ini hujan kerap melanda. Menambah sulitnya pembuatan bata merah. Karenanya, batako kini diperbolehkan sebagai bahan bangunan.
”Tidak masalah (batako) yang penting strukturnya kuat,” kata Agung.
Di sisi lain, kelangkaan tenaga tukang juga menjadi masalah yang lebih sulit. Jumlah tenaga tukang dari Lombok terbatas. Sementara jumlah rumah yang dibangun ratusan ribu. Untuk itu, tenaga tukang dari luar Lombok bisa didatangkan agar pembangunan bisa lebih cepat. Masih banyak tukang dari daerah lain seperti Sumbawa, Bima dan Dompu yang bisa didatangkan ke Lombok.
”Kita butuh 30 ribuan tenaga tukang. Itu saja masih kurang,” katanya.
Sebagai gambaran, untuk mengerjakan satu unit rumah rusak sedang rata-rata dibutuhkan empat orang tukang agar lebih cepat. Kalau rumah rusak ringan membutuhkan dua tukang dan dua orang peladen. Bila dikalikan dengan jumlah rumah rusak tentu membutuhkan ratusan orang tukang. Saat ini, masing-masing desa di Lombok memiliki tukang. Tetapi, satu tukang saat ini mengerjakan lebih dari satu rumah. Bahkan, bisa sampai empat rumah untuk satu orang tukang. Sehingga akan sangat sulit bekerja cepat. ”Tukang dari luar silakan datang yang penting tidak terlalu ribet,” katanya.
Kelangkaan bahan bangunan juga pernah diungkapkan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke NTB beberapa waktu lalu. Namun, khusus untuk pasokan semen dan baja ringan. Presiden saat itu menginstruksikan langsung kepada Menteri BUMN untuk mengirim bahan-bahan tersebut langsung ke Lombok. Sementara bata merah, diproduksi warga lokal langsung.
Sementara terkait progres rehab rekon pembangunan rumah, Kepala Pelaksana BPBD NTB H Muhammad Rum merincikan 10.218 unit rumah sudah jadi. Sebanyak 2.193 unit rumah rusak berat (RB), rumah rusak sedang (RS) 1.845 unit, dan rumah rusak ringan (RR) 6.180 unit.
Sedangkan 38.324 unit rumah masih dalam proses pembangunan. Terdiri dari 16.600 rumah rusak berat, 7.253 rumah rusak sedang, dan 14.471 unit rusak ringan.
Saat ini, untuk mempercepat pembangunan, proses rehab rekon dibantu 3.338 orang tenaga fasilitator. Mereka diharapkan dapat bekerja secara maksimal. Keberadaan fasilitator juga sangat menentukan percepatan pembangunan rumah.